Jumat, 31 Agustus 2012

Hurt


Sakit itu, kadang menguncup, kadang mengembang. Dia hidup dengan dinamis, tentram dalam alam bawah sadar, menguap kala tak sanggup lagi menampung rasa. Kadang aku kuat, meski sakit yang kurasa membuat sedikt genangan di pelupuk mata, tapi terkadang, sakit itu merembeskan air mata yang tak sedikit.

Dulu, kau lah tempat berbagiku. Dulu, aku suka bercerita padamu. Meski hanya lewat imajiku. Lalu…jika sakit itu karena kau, dengan siapa lagi aku harus berbagi?? Dengan bayangan siapa aku harus menceritakan kisahku ini??

Andai kau tau, rasa ini kadang masih menjelma, namun kututupi dengan rasa maluku. Aku masih suka merindu kabar darimu. Aku masih suka tiba-tiba ingin melihat senyummu. Aku masih menyukaimu, meski kini harus kututupi dengan rasa sakitku.

Selasa, 21 Agustus 2012

Love You in Silence


Bahagiaku teramat sangat sederhana, cukup melihat senyummu dalam pikiranku. Dan sedih pun sangat amat sederhana, merasakan lagi rasa sakit itu.
  
Lagi-lagi aku terbangun di tengah malam, kakiku mulai menggesek-gesekkan dirinya ke atas bed cover, malah sesekali ia membenturkan dirinya ke tembok. Setiap kali aku terbangun di tengah malam, aku selalu berdoa setiap kejadian buruk yang kualami hanyalah mimpi, dan malam itupun aku melakukannya. Namun aku tersadar lagi, aku dalam dunia nyata. Kejadian malam itu terus terulang hampir setiap malam.

Satu tahun yang lalu tepatnya, saat untuk pertama kalinya aku mengucapkan kata “cinta”, saat aku tak pernah seumur hidupku mengucapkannya sekali saja pada seseorang yang benar-benar kusukai. Dia lah yang pertama kali pernah mendengar kan kata itu mendarat dari bibirku. Aku ingat bagaimana saat itu, malu-malu aku mengucapkannya, tiba-tiba badanku refleks mengeluarkan keringat lebih banyak, beberapa bagian tubuhku gemetaran. Justru dia lah yang paling sering menyakitiku.

Aku tahu bagaimana caranya mencintai, terutama bagaimana cara mencintai dalam diam.

Sudah seminggu ia tak mengirimkan kabar, rasa khawatir itu tiba-tiba mengahampiriku. Tapi jujur aku tak pernah punya keberanian untuk mencari tahu keberadaannya pada teman-temannya. Aku tak berani memarahinya karena tak memberikan kabar. Karena selama ini cukup dalam diam aku mencintai seseorang. Hanya kata pasrah yang sering terlintas dipiranku. Berharap Tuhan mendengar setiap doaku, dan menitipkan salamku padanya.

Aku rindu. Meski rasa itu tak pernah tersampaikan, biarkan rasa itu ada dan tersimpan rapih di hati, hingga kelak saat waktu yang tepat, aku akan sampaikan. Dan mencintainya dalam diam pun sudah cukup.

Sakit itu mengajarkan aku banyak, tersenyum dalam kepahitan, tetap berdiri meski dua kaki ini sudah tak sanggup menopang badan, dan terus berharap.

Dua minggu, satu bulan, dua bulan. Merindukannya menyiksaku, andai ia tahu... rasa apa yang kusimpan untuknya. Diamku kini tak lagi jadi senjataku, aku sudah tak sanggup lagi. Ingin sekali berlari ke arahnya dan menggenggam tangannya erat, dan memintanya terus bersamaku. Tapi, kini semua itu hanya impian. 

Malam sempurna dengan kerlip bintang membentuk rasi-rasi bintang yang indah, di saat itu justru aku rasakan tamparan keras darinya. Ia bersama wanita lain!! Cukup membuat semua mimpiku sirna. Sakit itu, dengan siapa kini aku harus berbagi?? Sakit itu harus kutanggung sendiri.

Waktu berjalan amat lambat, satu, dua, tiga, empat, lima, enam... sebelas bulan. Ia benar-benar menghilang dari kehidupanku. Dan saat aku bertemunya lagi, kuharap tak ada kesedihan yang terpancar dari wajahku, tersenyum meski senyum kesedihan, paling tidak dia tahu aku baik-baik saja. Sakit itu, mengajarkanku banyak, tersenyum dalam kepahitan.


Don't Be Sad

Q: apa yang biasanya kamu lakukan saat sedih?
A: menangis.
Q: kenapa menangis??
A: karena menangis adalah caraku mengurangi kesedihan, dan mencari jalan keluar atas kesedihanku.

Setiap orang mungkin punya caranya masing-masing yang mereka lakukan saat bersedih, mungkin ada yang memilih shopping, nonton, makan, jalan-jalan, bahkan tak sedikit yang memilih menangis seperti saya. Alasannya pun pasti beragam. Yang jelas jangan biarkan kesedihan itu mengahalangi aktivitas kita sehari-hari. Teringat pesan dari salah seorang sahabat saya, kira-kira seperti ini bunyinya, "sedih yang kita rasakan, tergantung seberapa besar kita mengijinkan rasa sedih itu menghampiri kita." jadi sebenarnya, kita lah sendiri yang menentukkan kesedihan itu.

The Miracle of Sadness
Kalau saya lagi sedih, setelah menangis, saya suka sengaja buka laptop, buka Ms.word dan langsung menulis. Atau kalau lagi malas buka laptop, biasanya saya suka menulis di aplikasi note di ponsel saya. Mungkin tidak saya saja yang mengalami hal serupa, inspirasi menulis datang malah saat mood sedang down. Sudah banyak bukti-bukti kalau ternyata saat sedih banyak hal yang bisa terjadi, banyak karya yang mengagumkan dunia tercipta saat sedang sedih. Tapi bukan berarti kita membiarkan sedih itu berlarut-larut membelenggu kita. Tapi, jadikan kesedihan sebagai momen untuk berkarya, memotivasi untuk lebih baik, atau mendekatkan diri kita pada Sang pencipta, jangan justru menjadikan kita tidak produktif dan jauh dengan Sang Maha Pembolak balik hati manusia.

Positive Thinking and Do Your Best
Saat saya sedang sedih sesekali saya suka merasa amat sangat kecewa, marah-marah, dan merasa Allah tak adil. Tapi apa yang saya dapatkan setelah itu? Nothing..!!! Justru saat saya sedih, saya melihat ke bawah, melihat orang-orang sekitar yang hidupnya tak seberuntung saya, saya mulai tersadar, betapa beruntungnya saya. Masih banyak orang-orang yang hidupnya menggantungkan diri pada belas kasihan orang lain, masih banyak orang-orang yang dicampakkan lingkungannya karena kekurangannya, masih banyak anak-anak yang dicampakkan orang tuanya karena terlahir sebagai unwanted child. Masihkan kita pantas terlarut dalam kesedihan?? Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?? Bersyukur kuncinya. Dan Allah akan menambahkan nikmatNya. Dan setelah itu, positive thinking, karena semua yang Allah takdirkan, pasti dengan rencana yang indah :)) Keep positive thinking!!! Lakukan hal terbaik dalam hidup, buktikan pada dunia kalau kita pantas bahagia :)))

Don't be Sad, Allah is Ready for You
Sedih itu wajar, tapi kalau sedih yang membuat kita jauh dari Allah, itu baru ga wajar. Menangis di sujud terakhir sholat, menengadahkan tangan seusai sholat, Allah sangat dekat saat itu. Mintalah!!! Menangislah!!! Mungkin jika kita bercerita pada teman, ada kalanya teman kita bosan. Atau saat kita meminta sesuatu pada orang tua, ada kalanya mereka malah marah-marah. Sesungguhnya setiap doa yang kita panjatkan pada Allah, Allah akan merasa malu bila tidak mengabulkannya, apalagi doa itu dipanjatkan dengan khusyu dan dilakukan oleh orang-orang yang sholih. Jadi saat sedih, saat tak ada orang yang sanggup menghapus air matamu, saat tak ada yang mau mendengar keluh kesahmu, sesungguhnya Allah ada untuk membuat hati kita damai dan tentram. Jangan takut, Allah tak pernah tidur. Allah sangat dekat.

Ralph Waldo Emerson
“For every minute you are angry you lose sixty seconds of happiness.”
Ralph Waldo Emerson
 
Mahatma Gandhi
“Happiness is when what you think, what you say, and what you do are in harmony.”
Mahatma Gandhi
 
Aristotle
“Happiness depends upon ourselves.”
Aristotle
 
 

Senin, 06 Agustus 2012

Syukur Nikmat

Hari demi hari terus berlalu, semakin banyak hal-hal yang saya sembunyikan, semakin sering saya merepresikan perasaan saya, semakin menggunung kebohongan-kebohongan yang saya lakukan pada diri saya.

Malam itu saya memasuki toko buku lagi, backsound menggema memperdengarkan lagu-lagu religi. Tiba-tiba perasaan berdosa itu hadir lagi, saya pernah marah pada Tuhan, saya pernah mempertanyakan keadilan Tuhan, saya pernah kecewa pada Tuhan. Maafkan saya ya Allah :(( Mungkin saya terlihat seperti daun yang berwarna hijau, tumbuh untuk menyejukkan dan menenangkan. Teman-teman saya banyak yang bilang kalau saya terlihat sangat tenang, tapi sebetulnya saya begitu rapuh. Seperti daun yang tertiup angin, ia pun akan lepas dari tangkainya, saat musim gugur tiba, ia pun tak kan mampu bertahan, dan terjatuh ke tanah juga. Itulah saya. Saat masalah silih berganti berdatangan, saya mungkin terlihat tenang, tapi justru hati saya berontak.

Saya pernah merasakan hidup mewah tapi saya pun pernah merasakan hidup sulit. Makanya saya percaya kehidupan itu berputar, kadang kita bisa di bawah kadang kita bisa berada di atas. Dan ujian tak pernah berhenti saat kita di atas maupun di bawah. Saya pernah merasakan disuguhi makanan-makanan enak setiap hari, pesta ulang tahun setiap tahun, dan baju beraneka model saya miliki. Tapi saya pun pernah merasakan betapa uang seribu rupiah sangat berarti untuk mengganjal perut.

Semakin umur bertambah seharusnya saya semakin dewasa menyikapi masalah yang ada, tapi ternyata tidak. Semakin umur saya bertambah, saya semakin menyadari betapa saya berbeda dengan yang lain, betapa saya tak seberuntuntung orang lain, betapa hidup terasa tak adil. Lalu Allah memepertemukan saya dengan sebuah buku yang judulnya membuat saya terenyuh "Saat Kau Merasa Allah Tak Adil" sampulnya berwarna hijau. Buru-buru saya lihat bagian belakangnya, membaca resensi singkat buku tersebut, air mata ini hampir meleleh. Saya lebih sering melihat ke atas bukan ke bawah, ternyata banyak yang lebih menderita dari saya, hidup dengan permasalahan yang tak pernah henti mendatangi mereka, hanya bisa pasrah, dan berharap Allah mengasihani mereka, ada juga yang marah seperti saya, tapi kami semua lupa bahwa bersyukur itu penting, banyak nikmat Allah yang kami lupakan, yang luput untuk kami syukuri. Buku itu tak saya beli memang, tapi saya berterima kasih pada si penulis yang sudah menyadarkan saya pentingnya bersyukur.

Pulang dari toko buku, saya paksakan diri saya untuk tersenyum, sepahit apapun masalah yang saya hadapi, jangan pernah lupa bersyukur atas nikmat-nikmat Allah yang tak terhitung banyaknya. Bukankah semakin kita bersyukur, semakin Allah tambah nikmatNya?? argghhh... saya lupa itu. Allah tak pernah tidur, jika doa kita belum terkabul, ada 2 kemungkinan yang terjadi, Allah menggantikan dengan yang kita butuhkan atau Allah memberikannya di akhirat nanti :))

Keep Smile :)) ayooo terus bersyukur!!!