Minggu, 29 Desember 2013

Berubah


Baru beberapa hari yang lalu, seperti ada yang merasuki jiwaku. Keberanian yang sebelumnya tak pernah kutampakkan, menyusup keluar. Kata-kata yang sejak lama kusembunyikan, melucur tanpa jeda. Sudah habis malukku kusikat sendiri. Idealis dan prinsip yang sejak lama kutegakkan tanpa ampun akhirnya terkikis juga.

Kini, kata-kata orang tentang cinta, tak berarti lagi bagiku. Kupraktikan dengan berbagai cara, masih tetap tak ada guna. Lagi-lagi kita punya permasalahan sangat berbeda. Tak bisa hanya satu cara untuk solusi semua manusia. Dan biarkan aku membuat teori sendiri tentang kehidupan cintaku. Biarkan aku merumuskan sendiri apa yang harus kulakukan. Biarkan… kata-kata cinta tak sekedar jadi kata mati tanpa ada makna, karena hanya bisa menjiplak kata-kata orang hebat. Biarkan aku mengikuti kata si pemalu, hatiku.

Dulu, tak pernah terbayang hari ini akan jadi apa. Tak pernah terbayang, hariku jadi cukup tersita oleh bayang-bayangnya.  Tapi, aku tau..Tuhan sudah berencana.

Beberapa hari yang lalu. Andai ada yang di dekatku, saat itu. Terlihat jelas kepanikan menyelimuti wajahku. Senyum, yang entah ungkapan rasa bahagia atau hanya ingin menertawakan atas kebodohan diri sendir. Yang jelas, aku berubah sejak saat itu. Dan.. ya, dia pun begitu. Aku menyayanginya sejak lama. Suatu yang kurepresi tiap harinya. Suatu yang tak pernah sanggup kukatakan. Tapi hari itu kacau. Aku kacau. Tanpa ampun, kukeluarkan kata-kata itu padanya. Entah bagaimana respon sebenarnya darinya. Tapi yang kutangkap, ada sedikit kekecewaan. Dia seperti bilang, “kenapa ga dari dulu bilangnya??” tapi apakah dia tau, aku habis memotong urat malukku?? Ahh, dia pasti tak tau. Tak mudah mengatakan kata-kata se frontal itu. Sesuatu yang tabu kusebut. Hari itu kututup dengan senyum mengembang, lagi-lagi sulit diartikan. Senyum kepuasan atau lagi-lagi menertawakan diri sendiri.

Dan malam ini, aku hampir gila menunggu kabarnya. Sesuatu yang berubah drastis. Meskipun sejak dulu sudah ada cinta. Tapi aku memaksa menyimpannya dan menekan segala kekhawatirkan yang ada. Tapi malam ini tak bisa. Aku benar-benar ingin tau kabarnya. Ahh..ternyata kata-kata yang kupikir biasa saja, merubah segalanya. Izinkan aku menariknya kembali, jika kelak aku hanya akan gila karenanya. Izinkan aku seperti dulu, menyimpannya aman. Meski kerinduan tak tertahan sangat menggebu, tapi dulu aku masih bisa tersenyum di atasnya. Dulu, aku masih bisa membohongi diriku sendiri. Kini… jika tak diizinkan, berdirilah di sisiku, jangan buat aku menangis seperti dulu.

19 Maret 2013, 22:56 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar