Minggu, 30 Januari 2011

My Dreams...

Beberapa bulan yang lalu yang masih sangat kuingat, aku mendapat sebuah 'keajaiban'. Sebuah hadiah termewah yang pernah kudapat pada  bulan ramadhan. Aku akan sedikit bercerita tentang asal-muasal aku menyebut hadiah tersebut sebagai 'keajaiban'. Berkali-kali aku mencoba mengikuti tes masuk perguruan tinggi negeri, tapi tak ada satupun perguruan tinggi negeri yang mau membagi bangkunya untukku. Sebuah keyakinan dan dorangan semangat dari kedua orang tuaku membuatku terus mencoba, apapun yang akan terjadi bagiku itu hal yang memang Allah takdirkan baik untukku. Sebelas tes masuk perguruan tinggi negeri akhirnya aku ikuti.

Menjelang ramadhan, 7 Agustus 2010. Aku ingat sekali pagi itu seusai solat subuh aku gugup tidak karuan, hari itu pengumuman tes masuk 2 perguruan tinggi sekaligus yang kuikuti. Aku sedang berada dirumah saudara kerabat mama di Jogja, untuk mengikuti tes masuk UGM keesokan harinya. Kuberanikan diri melihat pengumuman tersebut lewat internet milik tuan rumah. Kuketik satu persatu no tesku dengan tangan yang tak berhenti gemetaran. Dan yah... akhirnya doa dan ikhtiarku selama ini terjawab sudah, aku diterima di 2 Perguruan Tinggi Negeri pada pilihan pertama, prodi PSIKOLOGI. Jurusan yang sudah kuidam-idamkan sejak duduk dibangku SD. Aku langsung berlari menghampiri mamaku, dengan suara gemetaran kusampaikan berita bahagia itu sambil memeluk erat mamaku. Lalu kusampaikan lagi berita tersebut kepada orang rumah melalui telepon, ku sms teman-teman yang tak hentinya menyemangati dan mendoakanku. Tak beberapa lama kemudian telepon dan sms berdatangan memberiku selamat.

Keesokan harinya, aku masih mengikuti tes masuk UGM. Padahal jelas-jelas apabila aku diterima aku tak kan mengambilnya karena yang kupilih adalah program D3. Sedangkan aku sudah diterima di 2 Perguruan Tinggi Negeri pada program S1. Tapi karena aku sudah terlanjur berada di Jogja dan sudah membayar biaya tes, akhirnya tes tetap aku ikuti.

Setelah 4 hari di Jogja, akhirnya aku pulang ke Bogor kembali, tepat satu hari sebelum Ramadhan. Sekembalinya dari Jogja, aku dihadapkan pada 2 pilihan yang sulit. Aku harus memilih antara meneruskan kuliah di UNDIP atau di UIN Jakarta. Jujur hatiku lebih condong memilih di UNDIP, tapi itu artinya orang tuanku harus mengeluarkan biaya masuk yang cukup besar, di atas 27 juta. Itu baru uang masuknya saja, belum sewa kos dan biaya lainnya yang jumlahnya tak sedikit. Sedangkan apabila aku mengambil di UIN Jakarta, orang tuaku tak perlu mengeluarkan banyak biaya masuk. Tahun ini orang tuaku akan daftar haji, itulah yang menjadi pertimbanganku. Apabila aku tetap kekeh dengan pilihanku, orang tuaku terancam gagal mendaftarkan haji. Akhirnya kuputuskan untuk mengalah, orang tuaku sudah memberikan segalanya untukku, materi yang tak terhitung, kasih sayang yang tak terbalaskan, dan doa yang tak henti-hentinya dipanjatkan untuk kesuksesanku di dunia dan akhirat. Kini saatnya aku membantu mereka menyempurnakan rukun islam. Kulakukan istikharah untuk meyakinkan keputusanku.

Tepat 10 Agustus 2010, hari pertama puasa dan merupakan pengumuman tes masuk IPB yang telah kuikuti 10 hari sebelumya. Seusai sholat shubuh kupinjam laptop kaka untuk mengecek hasil tes yang diumumkan lewat internet. Dan syukur Alhamdulillah, aku pun diterima pada pilihan pertama, prodi gizi D3. Walau pastinya tak kan kuambil, aku sudah bulat dengan keputusanku.

Beberapa hari berselang setelah itu, tes masuk UGM pun diumumkan, aku sudah pesimis dengan hasilnya. Pertama, aku memilih Akutansi trimester, sebuah program akselerasi bagi anak kuliahan dan pastinya tak mudah untuk menembusnya. Kedua, aku mengerjakan tes dengan sistem coba-coba, aku sama sekali tak berharap diterima. Tapi, Maha Besar Allah... aku diterima di UGM. Syukur alhamdulillah, walaupun lagi-lagi tak kan kuambil, tapi paling tidak ini membuktikan bahwa doa dan ikhtiarku selama ini tidak sia-sia. Allah mengabulkan doaku dengan cara  SANGAT INDAH. Allah gagalkan aku berkali-kali, deraian air mata selalu mengiringi solatku, kecewa dan rasa bersalah kepada orang tuaku sering menyambangiku. Sebuah perjuangan panjang yang membuatku semakin dekat dengan-NYa. Dan setelah itu Allah memberikan 'keajaiban' , sebuah hadiah termewah di bulan yang penuh berkah. Aku diterima di 4 Perguruan Tinggi Negeri.



 Nah, gambar diatas obrolan dengan sepupuku di Bogor via Jejaring Sosial, twitter menjelang tes masuk UGM. Dan ternyata jadi kenyataan. Makasi Ya Allah...

Kini kulakoni hidup dengan pasti sebagai mahasiswi psikologi, seperti mimpiku saat duduk dibangku SD. Dan sebuah impian lagi kupanjatkan dalam setiap sujudku;
" Ya Allah, pada suatu hari nanti sadarkan aku dalam keadaan berbeda, rasa yang berbeda, tempat yang berbeda, musim yang berbeda, puluhan ribu kilometer dari tempatku berada saat ini. Aku ingin melanjutkan studiku ke luar negeri..."
Mungkin sebagian orang akan mencibir mimpiku ini, aku tak pintar, tak berbakat dan uang jajanku pas-pasan. Tapi aku punya Allah yang Maha Besar, tak ada yang mustahil bagiNya. Aku yakin itu...^^

Nih, ada sedikt oleh-oleh dari Jogja. hehe:DD
 Foto ini di ambil sehabis jalan-jalan di Malioboro


 
Nah kalau yang ini, waktu di Borobudur.





 
 Ini bersama teman-teman kuliah yang baru. Hmmm, ga nyangka udah jadi anak kuliahan aja. hehe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar