Akhirnya tangisku pecah. Senduku yang sudah kutahan sekian lama akhirnya berujung mukena yang basah. Kudekap lututku, tangisku mulai sesenggukan, kubutuh hangatnya pelukan, pikurku saat itu. Tapi tak ada pelukan, sentuhan pun tak ada. Karena saat itu hanya aku dan TUHAN.TUHANKurindu jarak sedekat itu.Kurindu deraian air mata itu.TUHANAku kelabu. Kusedang mencari. Mencari segala jawaban yang berkecamuk dipikiranku selama ini. TUHAN... tangisku pecah lagi.Kubelum menemukannya, entahlah bertemu dengannya sudah atau belum. Ia, yang entah sering kusebut-sebut namanya atau justru tak pernah kutemui sama sekali. TUHAN. Aku masih mencari...Mencari yang entah sampai kapanMaafkan aku, TUHAN... maafkan aku yang sering mempertanyakan.
Minggu, 20 Maret 2016
Sore itu, antara aku dan TUHAN
Catatan kecil
Turfa Nujjiya
dibuat pukul
11:16:00 PM
Langganan:
Postingan (Atom)