Sabtu, 16 Agustus 2014

Lagi-lagi Tentang Cinta

Tadi aku bertemu dengannya, saling menyapa dan tertawa. Mungkin kali ini ia mengira aku jatuh cinta lagi padanya. Tapi tidak! Aku lelah berpura-pura, aku lelah mencintainya tanpa balasan. Aku bukan pecinta sempurna yang mencintai dengan tulus tanpa harapan cinta terbalaskan. Aku selalu berharap dan berharap, sampai-sampai aku menyebutnya si PHP (pemberi harapan palsu), tapi sesungguhnya bukan ia yang memberi harapan palsu, tapi aku yang tak henti berharap. Tapi kini aku kibarkan bendera putihku, aku menyerah. Bukan karena aku sedang mencintai yang lain. Tapi aku muak dengan kisah cintaku sendiri, seringnya berakhir menyedihkan. Aku pun sudah muak membohongi hati nuraniku sendiri dengan berpura-pura bahagia melihatnya bahagia dengan yang lain, yang berpura-pura tak menghiraukan saat ia menggoda wanita yang diincarnya. Aku pun menangis seperti yang lain, tapi bukan air mata yang keluar, tapi barisan aksara yang tak berani kuceritakan pada siapa pun, biarlah si buku harian jadi saksi bisu aku pernah mencintainya dengan luka yang menganganga. Kumpulan kata tak kan mampu mengisahkan mellow dramaku, selebihnya kutumpahkan lewat doa, lewat sajak-sajak yang sering kubaca, lewat lirik-lirik lagu yang sering kudengar, lewat senyuman yang seringnya kupaksakan.

Kemarin seorang teman menceritakan kisah cintanya yang pilu, lalu aku tersadar kenapa selama ini tak kuputuskan saja jalan hidupku. Selalu berharap ia akan mencintaiku lagi atau membiarkan diri ini bahagia dengan mengikhlaskannya. Dan aku memilih pilihan kedua, aku ingin menyerahkan segala cinta ini hanya untuk seseorang yang pantas mendapatkannya. Memang cintaku tak sebesar cinta tokoh-tokoh dalam negeri dongeng, tapi paling tidak aku menyimpannya rapat-rapat. Ahh.. mungkin kalian bosan membaca tulisan-tulisanku yang melulu tentang cinta. Karena kisahku yang lain kututurkan langsung lewat lisan, aku malas menulisnya. Hanya kisah cinta yang mampu membuatku ingin menulis, menulis, dan menulis.

Andai jatuh cinta bisa memilih, aku tak kan memilih dia yang akan mengecewakanku. Tapi inilah hidup, ada hikmah dari setiap takdir yang sudah Tuhan gariskan, tinggal aku mau ataau tidak mengambil hikmah dari perjalanan kisah cintaku. Setidaknya aku pernah melawan luka, setidaknya aku pernah mengambil keputusan yang pastinya tak mudah, setidaknya aku belajar mengikhlaskan dan bersabar menunggu sang pangeran yang Tuhan simpan untukku datang :)